Ikatan Keluarga Alumni UII Gelar Nobar Film Dokumenter Alkostar: Insan Kesepian dalam Keramaian

06 Juli 2024 10:02
Penulis: Alamsyah, showbiz
Film dokumenter yang diangkat dari buku “Alkostar Sebuah Biografi” itu disutradarai oleh sutradara Puguh Windrawan. Selain itu, Puguh juga menulis sendiri buku tersebut yang kemudian dijadikan karya sinematografi. (Istimewa)

Sahabat.com - Bertempat di Perpustakaan Nasional Jakarta, pada Jumat (5/7/2024), Ikatan Keluarga Alumni UII (IKA UII) menggelar acara Nonton Bareng (Nobar) Film Dokumenter, Alkostar: Insan Kesepian dalam Keramaian.

Film dokumenter yang
diangkat dari buku “Alkostar Sebuah Biografi” itu disutradarai oleh sutradara Puguh Windrawan. Selain itu, Puguh juga menulis sendiri buku tersebut yang kemudian dijadikan karya sinematografi.

“Film dokumenter ini adalah sebuah visualisasi dari buku yang pernah saya tulis. Buku yang saya tulis di tahun 2018 itu berjudul Alkostar Sebuah Biografi," ungkap Puguh Windrawan. 

Berawal dari pembuatan kumpulan testimoni Artidjo Alkostar, Puguh meniatkan untuk meneruskannya menjadi sebuah film dokumenter. 

“Pertemuan saya dengan Pak Suparman Marzuki di Badan Wakaf UII sebagai awal dari proses kreatif film ini. Pembuatan film dokumenter ini berasal dari situ sebenarnya. Kita membutuhkan waktu hampir sekitar enam bulan," tuturnya. 

Selain Yayasan Badan Wakaf UII, dalam pengerjaan produksi film ini Puguh juga didukung penuh oleh tim kreatif dari rekan-rekan Institut Seni Indonesia (ISI) dan juga Komunitas Jejak Imaji.

“Keberadaan Artidjo Alkostar sebagai Hakim Agung selama delapan belas tahun di Mahkamah Agung, itu telah memberi efek positif bagi citra Mahkamah Agung,” ujar Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si.,.

Film dokumenter ini didukung penuh oleh Yayasan Badan Wakaf UII.

Hal senada disampaikan oleh Prof. Dr. H. Muhammad Syarifuddin, S.H, M.H selaku Ketua DPP IKA UII yang juga menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia.

“Beliau adalah Pendekar hukum yang nama besarnya tak akan pernah lekang oleh waktu. Sepanjang hidupnya hanya dibaktikan untuk tegaknya hukum dan keadilan di tanah air. Beliau selalu konsisten dalam memperjuangkan nilai keadilan yang ia yakini, apapun resikonya. Bahkan hal itu beliau tunjukkan dengan kiprahnya di semua profesi yang pernah diembannya, baik sebagai dosen, pengacara, maupun hakim agung," ujar Muhammad Syarifuddin. 

Film berdurasi 55 menit ini adalah sebuah gambaran kehidupan sosok penegak hukum yang berintegritas tinggi. 

“Kiprahnya abadi. Tugas kita para pewarisnya adalah menyemai nilai-nilai luhur yang beliau Yakini dan perjuangkan. Menyalakannya sebagai lentera di hati nurani bangsa, agar lahir Artidjo-artidjo baru dalam hikayat penegakan hukum dan keadilan di tanah air,” tutupnya.

Sejalan dengan harapan Ketua Umum IKA UII, Puguh mempertegas harapannya atas film ini,

“Temen-temen generasi sekarang bisa mencontoh sosok Artidjo setelah melihat film ini. Bagaimana sosok hakim yang masuk ke dalam sistem pemerintah tapi berpegang teguh pada idealismenya," pungkas Puguh.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment